Pilih negara asal dan bahasa
Singapore
Malaysia
Takaful
Indonesia
Brunei

Fakta dan mitos kesehatan terkait mata minus

Print
Bagikan
mitos mata minus

Mata minus atau myopia (rabun jauh) merupakan masalah mata yang cukup banyak diderita di kalangan anak-anak hingga remaja. Umumnya masalah ini berkembang dari berbagai kebiasaan. Tentu bagi Anda yang menderita rabun jauh tersebut  lebih baik bergegas untuk mendapatkan kacamata minus sehingga Anda mendapatkan kenyaman berlebih dalam menjalani keseharian.

 

Mata minus alias rabun jauh atau disebut dengan myopia terjadi akibat bola mata yang terlalu Panjang atau bentuk kornea mata yang melengkung terlalu curam. Ini membuat cahaya yang harusnya jatuh tepat di retina justru berada di depan retina mata. Namun karena cahaya tersebut jatuh di depan retina, sel saraf mata tidak bisa memprosesnya.

 

Ada banyak mitos seputar rabun jauh atau myopia. Namun jangan mudah percaya dulu karena belum tentu mitos tersebut terbukti kebenarannya. 

 

Berikut ini adalah beberapa mitos mengenai rabun jauh beserta faktanya: 

1. Makan wortel bisa mengurangi minus mata

Wortel merupakan sumber vitamin A dan kaya akan beta karoten alami yang baik bagi tubuh terutama sel sel di retina mata. Mitosnya, sering makan wortel bisa mengurangi minus mata kita secara signifikan. Padahal, apa benar faktanya seperti itu?

Faktanya, meskipun kita makan wortel sebanyak-banyak, tidak akan meningkatkan penglihatan secara signifikan, tegas laman Insight Vision Center, makan wortel setiap hari tidak akan mempertajam penglihatan dan tidak bisa memperbaiki cacat optic seperti astigmatisme atau yang biasa dikenal sebagai mata silinder, glukoma, strabismus hingga rabun jauh. Tetaplah pakai kacamata untuk mencegah agar minus semakin bertambah, bukan malah mengandalkan dari makan wortel sebanyak-banyaknya, karena itu tidak akan memberi pengaruh.

 

2. Rabun jauh terjadi karena cara kita menggunakan mata

Konon, rabun jauh terjadi karena cara kita yang salah dalam menggunakan mata. Misalnya, sering membaca buku atau menonton TV terlalu dekat dan memainkan gadget di ruangan yang minim cahaya. Benarkah demikian?

Faktanya, rabun jauh lebih disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan. Studi yang dilakukan di Tiongkok dan melibatkan 2.888 anak menunjukan bahwa anak-anak dengan orang tua jauh memiliki pelunag besar untuk mengalami hal yang sama. Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan di Australia dan melibatkan 2.353 anak-anak. Jika kedua orang tua memiliki rabun jauh, maka 43,6 persen anak akan mengalaminya juga seperti yang dipublikasikan dalam Molecular Vision: Biology and Genetics in Vision Research

 

3. Memakai kacamata justru akan membuat minus mata bertambah

Tak hanya itu, mungkin Anda pernah mendengar desas-desus bahwa memakai kacamata membuat minus semakin bertambah.

Tentu saja ini hanya sekadar menjadi mitos, karena faktra justru menunjukan sebaliknya. Justru memakai kacamata bisa meningkatkan penglihatan dan mencegah minus semakin bertambah. Kacamata diciptakan untuk mengoreksi rabun jauh dan meningkatkan penglihatan. Sebelum minus semakin bertamabah, ada baiknya memeriksakan diri ke dokter mata dan menemukan kacamata yang tepat untuk mengoreksi penglihatan.

 

4. Rabun jauh lebih banyak dialami anak-anak

Mitos lainnya adalah rabun jauh hanya mempengaruhi anak-anak.

Faktanya, memang benar kebanyakan kasus rabun jauh terjadi di usia anak-anak, namun bukan berarti yang berusia dewasa dapat lolos dari rabun jauh, ungkap laman Institute for Control of Eye Myopia in Children. Tak hanya itu, orang dewasa dengan penyakit tertentu seperti diabetes, juga bisa terkena rabun jauh. Semakin bertambah usia kita, semakin lemah mat akita. Jadi kita harus rutin periksa mata ke optik atau dokter mata.

 

5. Melihat objek berwarna hijau dapat mengurangi atau mencegah myopia

Mengistirahatkan amta dengan cara melihat objek yang jauh di sela-sela aktivitas adalah hal yang baik untuk dilakukan. Objek berwarna hijau seperti tumbuh-tumbuhan, bisa saja terlihat Ketika mata sedang melihat jauh. Namun, tidak ada keharusan untuk melihat benda atau pemandangan yang berwarna hijau sewaktu mengistirahatkan mata.

 

6. Rabun jauh pada anak-anak akan menghilang seiring bertambahnya usia

Terakhir, mitos yang masih dipercaya adalah rabun jauh yang terjadi pada anak-anak akan menghilang sering bertambahnya usia. Faktanya, ini merupakan mitos belaka. Tidak ada bukti bahwa rabun jauh tidak akan terjadi di usia dewasa, ungkap laman Institute of Control of Eye Myopia in Children. Justru, yang terjadi adalah rabun jauh itu tetap menetap dan bahkan minus pada mata akan bertambah seiring berjalannya waktu. Jadi, sebelum terlambat, periksakan diri ke dokter mata dan gunakan kacamata bagi Anda yang memiliki keluhan terkait rabun jauh tersebut. 

 

Artikel “Mitos Kesehatan Terkait Mata Minus” ditulis oleh tim Optik Melawai

Kembali ke atas
Butuh bantuan?
Customer Contact Center
Layanan Nasabah
GREAT Promo
Akun Resmi WhatsApp
GREATPedia
Great Eastern Life Indonesia berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
Great Eastern Life Indonesia berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan