Di tengah kesibukan kegiatan sehari-hari, seringkali kita melupakan satu hal yang sangat penting, yaitu kesehatan mental. Menurut Survei Kesehatan Jiwa Remaja Nasional (I-NAMHS) yang dilakukan pada 2022, lebih 15 juta remaja usia 10-17 tahun di Indonesia memiliki masalah dan gangguan mental kesehatan mental. Ini menggambarkan bahwa kesehatan mental menjadi isu yang cukup serius di kalangan remaja Indonesia.
Padahal, kesehatan mental merupakan pondasi utama dari kesejahteraan seseorang secara menyeluruh, terutama usia-usia remaja yang rentan mengalami gangguan mental. Hal ini karena usia remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa sehingga banyak tuntutan dan tekanan yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental.
Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang pentingnya menjaga kesehatan mental pada remaja, serta mengapa hal ini layak mendapatkan perhatian layaknya kita menjaga kesehatan tubuh.
Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan mental adalah keadaan sejahtera setiap individu dalam mewujudkan potensi diri sendiri. Sementara, kesehatan mental menurut psikologi klinis Kasandra Putro dalam Tempo, kesehatan mental adalah keadaan sejahtera ketika orang sadar akan kemampuannya, dapat mengatasi tekanan hidup yang normal, bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi kepada komunitas.
Dengan kata lain, kesehatan mental adalah kondisi ketika batin dan pikiran kita berada dalam keadaan tentram dan tenang, sehingga memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan sehari-hari serta menghargai orang lain di sekitar. Walaupun terdengar sederhana, kondisi kesehatan mental sangat berpengaruh kepada kehidupan sehari-hari dan fisik kita.
Gangguan mental atau mental illness artinya kondisi kesehatan yang memengaruhi pikiran, emosi, tindakan, suasana hati, atau gabungan dari faktor-faktor tersebut. Masa remaja merupakan waktu yang rentan terkena gangguan mental. Banyak tekanan dan tuntutan yang diberikan oleh lingkungan sekitarnya. Ini sebabnya, remaja sangat rentan untuk terkena gangguan mental.
Terkadang kita tidak mengetahui dan mengerti bahwa adanya perubahan perilaku remaja yang merupakan ciri-ciri dari gangguan kesehatan mental. Health Direct menyebutkan ada beberapa ciri-ciri perilaku remaja yang menjadi tanda dari gangguan kesehatan mental, di antaranya:
Ada beberapa faktor penyebab gangguan mental pada remaja. Terlebih masa-masa remaja banyak menghabiskan hari-hari di lingkungan yang berbeda sekaligus, seperti di rumah, sekolah, dan tempat mereka bersosialisasi. Banyaknya tanggung jawab dan tuntutan ini, tidak hanya berpengaruh kepada pikiran tetapi juga secara fisik yang pada akhirnya juga berpengaruh pada kesehatan mental. Dengan mengetahui penyebab gangguan mental, ini dapat menjadi titik awal bagaimana cara menjaga kesehatan mental. Berikut faktor-faktor penyebab gangguan mental pada remaja menurut Calda Clinic:
Jangan sepelekan masalah tidur. Pasalnya, kurangnya tidur pada remaja dapat menyebabkan peningkatan risiko depresi, sulit berkonsentrasi, mudah lelah, dan menghambat perkembangan otak sehingga perlu waktu tidur yang cukup.
Bermain gadget secara berlebih dapat memberikan dampak negatif terhadap perilaku dan perasaan remaja. Misalnya, konten-konten negatif pada media sosial dapat memengaruhi pola pikir dan perilaku remaja dalam kehidupan sehari-hari yang dapat memicu tindakan menyakiti diri sendiri ataupun orang lain.
Sebagai sosok yang selalu berada di lingkungan terdekat, orang tua memiliki pengaruh besar pada kesehatan mental remaja. Baik orang tua yang over protective ataupun menelantarkan anaknya berdampak buruk pada psikologis remaja secara emosional dan perilaku.
Tanpa kita sadari, pola makan remaja memiliki peran penting dalam masa perkembangan. Remaja yang kurang mengonsumsi makanan dan minuman dengan nutrisi dan porsi yang tidak seimbang akan menimbulkan beberapa gangguan mental seperti stres yang berlebihan.
Selama remaja. pengaruh keluarga, pendidikan, dan teman sebayanya memengaruhi kesehatan mental, dan tekanan untuk menyesuaikan diri menjadi tantangan yang umum. Sebab, saat remaja merupakan waktu untuk membentuk identitas dan jati diri sehingga sering menghadapi konflik pikiran serta pendapat antara diri sendiri dan orang-orang sekitar.
Ciri-ciri gangguan mental pada remaja di atas, jika dibiarkan dapat menyebabkan beberapa kondisi yang lebih serius. Beberapa gangguan mental ini dibagi menjadi kelompok besar yaitu:
Kondisi yang melibatkan perubahan suasana hati yang ekstrem, misalnya mengalami periode sedih yang berkepanjangan (depresif) dan hilang minat pada hal disukai tetapi sewaktu-waktu akan mengalami periode mania (atau semangat yang berlebih) hingga mengambil keputusan yang impulsif lalu periode tersebut berulang secara bergantian.
kondisi seseorang mengalami rasa cemas berlebih dan tidak terkendali hingga berisiko kepada gejala fisik, seperti keringat dingin atau sulit bernapas ketika cemas ujian sekolah atau interaksi sosial.
kondisi yang memengaruhi pola pikir, emosi, dan perilaku remaja, seringkali pada hubungan antar sosial seperti tidak peduli pada orang lain dan suka melanggar aturan atau hukum.
kondisi yang melibatkan persepsi, pemikiran, dan realitas seseorang, seperti skizofrenia yang sering berhalusinasi atau delusi.
kondisi yang melibatkan pola makan yang tidak sehat dan terganggu karena tidak percaya diri dengan kondisi tubuh, seperti anoreksia nervosa yang cenderung ingin memiliki berat badan yang sangat rendah. Selain itu, kebutuhan kalori juga bisa jadi di bawah yang seharusnya. Hitung dengan kalkulator kebutuhan kalori (BMR) di sini.
kondisi yang disebabkan oleh pengalaman traumatis, seperti PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder), di mana seorang remaja mengalami mimpi buruk maupun flashback dari kejadian yang menakutkan atau traumatis.
kondisi yang melibatkan seseorang ketergantungan pada zat-zat tertentu, seperti alkohol dan narkoba sehingga mengabaikan tanggung jawab sekolah dan rumah
Bagaimanapun juga, orang tua merupakan elemen terdekat bagi anaknya. Oleh karena itu, jangan sampai anak yang tengah beranjak usia remaja merasa kehilangan arah di mana mereka sangat membutuhkan peran dan bimbingan orang tuanya. Berikut cara mengatasi gangguan mental pada remaja yang bisa orang tua lakukan:
Kepercayaan orang tua terhadap anak menjadi salah satu kunci seorang anak dapat nyaman di lingkungan rumah. Membangun kepercayaan salah satunya dengan memberi mereka tempat yang nyaman dan aman untuk mereka berkomunikasi tentang isi hati mereka. Dengan mendengarkan dan mengerti perasaan mereka saat bercerita. Lalu, tidak langsung menghakimi perasaan mereka, karena mereka hanyalah remaja yang menemukan hal-hal baru pada hidupnya.
Cari tahu apa saja hal-hal yang mereka sukai. Jika sudah menemukannya, bantu dengan segala dukungan yang mereka butuhkan, seperti membantu mengerjakan tugas sekolah, datang ke acara lomba mereka, ataupun memberi peralatan menggambar untuk menyalurkan hobi dan bakat mereka. Dukungan ini dapat membuat remaja merasa dipedulikan dan disayang sehingga suasana hati akan jauh lebih bahagia.
Saat mereka menghadapi masalah, bantu mereka dengan mengajak berdiskusi dan saling bertukar pendapat. Pastikan kondisi hati kita tetap tenang dan tidak marah agar komunikasi bisa saling terbuka jujur serta transparan. Jika terdapat tanda-tanda gangguan mental, ajak dan temani mereka ke psikolog untuk menangani masalah tersebut.
Nah, jika kamu saat ini tengah mengalami masalah pada kesehatan mental, termasuk ketika sudah mengganggu bagaimana aktivitas keseharian, sudah saatnya untuk melakukan beberapa langkah. Jangan khawatir, kamu pasti bisa melaluinya. Berikut tips menjaga kesehatan mental yang bisa kamu ikuti:
Pastikan untuk memiliki waktu istirahat yang cukup setiap hari. Tidur yang cukup membantu menjaga kesehatan mental dan perkembangan otak.
Cari aktivitas yang membuat bahagia, bisa seperti olahraga, seni, atau membaca. Aktivitas ini membantu melepas stres dan meningkatkan suasana hati.
Jangan ragu untuk bercerita kepada seseorang kita percaya seperti keluarga, teman, atau bahkan bantuan profesional jika sedang merasa kesulitan atau memiliki masalah.
Makan makanan bergizi dan bernutrisi dapat menaikkan suasana hati. Hindari konsumsi makanan dan minuman yang kurang sehat secara berlebihan.
Olahraga tidak hanya baik untuk fisik tetapi juga membantu mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati.
Carilah waktu untuk melakukan aktivitas yang membuat rileks, seperti meditasi, menulis perasaan kita, atau berjalan-jalan di alam.
Media sosial memang menjadi sumber hiburan dan informasi, tetapi harus bijak dalam menggunakannya. Ikuti atau follow akun dari sumber terpercaya dan memberikan konten yang positif. Batasi diri untuk bermain media sosial.
Jika merasa masalah terlalu berat atau tidak mengatasi masalahmu sendiri, jangan ragu untuk mencari dari seorang profesional seperti psikolog atau konselor.
Pentingnya menjaga kesehatan mental sebab dapat memengaruhi proses belajar, hubungan sosial, dan kesejahteraan remaja secara keseluruhan. Dengan menjaga kesehatan mental, remaja dapat menghadapi tekanan dan tantangan dengan lebih baik, memperbaiki kualitas hidup, serta mengurangi risiko gangguan mental di masa dewasa.
Masalah kesehatan mental pada remaja yang terus dibiarkan dapat membentuk suatu masalah yang kompleks dari pengalaman, emosi dan perilaku. Dengan memberikan prioritas pada perawatan kesehatan mental remaja, kita tidak hanya meningkatkan kualitas hidup mereka tetapi juga berkontribusi pada masyarakat yang lebih peduli dan kuat terhadap kesejahteraan mental. Bersama-sama, mari kita tingkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kesehatan mental dimulai dari sejak dini. Dengan begitu, mereka dapat mengembangkan potensi Hebat dalam diri mereka, Reach for Great.