Ketika seluruh negara serentak menjalankan puasa di bulan suci Ramadan, urusan kesehatan menjadi penting untuk diperhatikan. Pasalnya, ada beberapa pertimbangan khusus terhadap kondisi fisik saat kita berpuasa. Oleh karena itu, kita perlu memahami bagaimana asuransi kesehatan dapat berperan signifikan dalam melindungi setiap individu selama periode ini.
Pada artikel kali ini, kita akan mengeksplor lebih dalam tentang pentingnya menjaga kesehatan di bulan puasa dan bagaimana asuransi kesehatan dapat memberikan support untuk mengatasi potensi risiko kesehatan di masa depan.
Saat berpuasa, kita tidak makan dan minum selama 13—14 jam. Untuk sumber energi sehari-hari, tubuh akan membakar glukosa yang ada di dalam hati dan otot kita. Glukosa ini biasanya kita temukan di buah-buahan dan sayur-sayuran. Jika glukosa habis karena berpuasa, lemaklah yang menjadi sumber energi kedua. Itu mengapa puasa menjadi salah satu cara diet karena dapat membakar lemak di tubuh kita.
Lalu, bagaimana jika lemak dalam tubuh kita habis? Terpaksa tubuh kita menggunakan protein di otot sebagai pengganti sumber energi yang dibutuhkan. Akan tetapi, ini dapat menyebabkan otot kita melemah dan mengecil. Karena itu, penting bagi kita untuk mengonsumsi makanan dan minuman dengan gizi yang seimbang selama berpuasa.
Misalnya, untuk menu sahur yang sederhana dan kaya akan nutrisi, kita dapat mengonsumsi makanan seperti telur, buah-buahan segar, dan sup yang mudah dicerna. Jangan lupa air putih untuk menghindari dehidrasi selama berpuasa. Lalu, isi kembali energi dengan kurma dan sayuran untuk berbuka puasa. Kurma dan sayuran bagus untuk berbuka karena keduanya mengandung glukosa dan nutrisi yang baik bagi tubuh kita. Setelah itu, barulah kita mengonsumsi makanan berat seperti daging dan nasi sebagai sumber protein serta karbohidrat untuk tubuh
Kondisi kesehatan tertentu mengharuskan kita untuk meminum obat secara rutin. Ada beberapa obat yang dapat membatalkan puasa dan ada juga yang tidak. Obat seperti krim/salep, tetes mata, inhaler, dan oksigen tidak akan membatalkan puasa. Lalu bagaimana dengan obat yang harus dikonsumsi sebelum dan sesudah makan?
Pil, tablet, dan sirup biasanya dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Jika sebelum makan, berarti 30 menit sebelum sahur atau makan malam setelah berbuka. Jika sesudah makan, sekitar 10-15 menit setelah sahur atau makan malam. Cara ini cocok untuk obat yang dikonsumsi 1-2 kali sehari. Untuk obat yang dikonsumsi lebih dari 2 kali, bisa konsultasi ke dokter untuk mengganti resep obat yang cocok selama berpuasa.
Terkecuali untuk pasien rawat inap, maag akut, vertigo, dan penyakit kronis lainnya, tidak diwajibkan untuk puasa dan dapat menggantinya dengan zakat fidyah.
Salah satu tips sehat di bulan ramadhan agar puasa tetap lancar dan semangat, kita butuh pola hidup sehat selama berpuasa, misalnya:
Sederhananya, dengan pola hidup yang sehat, puasa akan semakin lancar. Namun, itu saja tidak cukup. Langkah selanjutnya adalah melindungi kesehatan kita dengan Asuransi Syariah. Tidak perlu khawatir, karena asuransi syariah dalam Islam terjamin Halal oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Dewan Syariah Nasional (DSN) dengan Fatwa No. 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syari’ah. Asuransi syariah dalam Islam merupakan usaha tolong-menolong dan saling melindungi sesama peserta sesuai syariah Islam.
Ada banyak opsi asuransi kesehatan syariah di luar sana, tapi kita perlu teliti, asuransi mana yang benar-benar mengikuti Syariat Islam. Pilihlah asuransi syariah dengan fitur wakaf dari i-Great Heritage Assurance. Lindungi diri sekaligus ibadah dengan beramal jariyah melalui wakaf asuransi syariah. Dengan perlindungan dan ibadah wakaf dengan asuransi syariah, kita dapat beribadah puasa dengan tenang serta penuh berkah.
Perubahan pola makan-minum dan aktivitas lainnya selama bulan puasa dapat memengaruhi kesehatan mental diri kita. Menurut psikiater spesialis asal Dubai, Farinaz Aghajan Nashtaei, dehidrasi, kelelahan, perubahan pola makan-minum, dan jadwal tidur dapat menyebabkan perubahan suasana hati, kecemasan, stres, dan depresi.
Penting untuk memahami dan merawat kondisi kesehatan mental kita. Jika merasa berisiko mengalami komplikasi gangguan kesehatan mental, Nada Omar, psikiater asal Dubai menyarankan untuk berkonsultasi kepada dokter sebelum bulan puasa. Jangan lupa untuk selalu memantau kesehatan fisik dan mental selama bulan puasa agar tetap sehat.
Untuk menyiapkan kondisi kesehatan mental kita, biasakan menjaga pola hidup dan melakukan aktivitas yang membuat mental kita siap menjalani ibadah puasa. Jaga pola tidur yang teratur dan cukup, lakukan ibadah dan meditasi dengan rutin dapat menjadi tips agar tetap sehat saat puasa. Dengan mental yang siap, puasa akan menjadi lebih tenang dan nyaman selama menahan makan-minum sepanjang hari.
Jadi, ketika Anda sedang memulai perjalanan spiritual dengan berpuasa selama bulan suci Ramadan, ingatlah juga untuk tetap memprioritaskan kesehatan Anda. Asuransi kesehatan syariah bisa menjadi partner penting karena berperan bukan hanya memberikan perlindungan finansial, tetapi juga menjamin akses untuk mendapatkan perawatan medis yang lengkap dan tepat waktu sesuai rencana. Itulah tips sehat saat puasa. Selamat menjalani perjalanan spiritual dan fisik Anda di bulan puasa dengan rasa aman, ya.